
GLO-Fauna yang diamati di lokasi Glory Hall (GLO) terbagi atas avifauna dan non avifauna. Berdasarkan hasil pengamatan avifauna (burung) diketahui terdapat 14 spesies dengan 3 spesies yang ditemukan dalam jumlah banyak adalah Apus nipalensis (Kapinis Rumah); Geopelia striata (Perkutut Jawa); dan Dicaeum trochileum (Cabai Jawa). Semua spesies avifauna di GLO memiliki status perlindungan Least Concern (LC) berdasarkan IUCN Redlist; dan tidak terdapat spesies yang dilindungi berdasarkan Permen LHK Nomor 106 Tahun 2018. Dari hasil perhitungan indeks keanekaragaman Shannon Wiener (H’), diketahui bahwa keanekaragaman avifauna di lokasi GLO termasuk kedalam kategori keanekaragaman sedang dan tidak terdapat taksa-taksa tertentu yang mendominasi dan keadaan lingkungannya normal yang ditandai oleh penyebaran populasi yang cenderung merata (H’=2.42; D=0.11; J=0.92).

TLO-Berdasarkan hasil pengamatan avifauna (burung) di lokasi TLO diketahui terdapat 34 spesies dengan 3 spesies yang ditemukan dalam jumlah banyak adalah Lonchura leucogastroides (Bondol Jawa); Apus nipalensis (Kapinis Rumah); dan Dicaeum trochileum (Cabai Jawa) (Gamabr 24). Semua spesies avifauna di TLO memiliki status perlindungan Least Concern (LC) berdasarkan IUCN Redlist, dan terdapat 3 spesies dilindungi berdasarkan Permen LHK Nomor 106 Tahun 2018 yaitu Ganggang Bayam Timur (Himantopus Himantopus); Kipasan Belang (Rhipidura javanica); dan Titihan Jelaga (Tachybaptus ruficollis). Terdapat 9 spesies burung dengan status burung migran, diantaranya adalah Kareo padi (Amaurornis phoenicurus); Cangak merah (Ardea purpurea); Kuntul kerbau (Bubulcus ibis); Wiwik kelabu (Cacomantis merulinus); Wiwik lurik (Cacomantis sonneratii); Kuntul kecil (Egretta garzetta); Ganggang Bayam timur (Himantopus Himantopus); Kowak malam kelabu (Nycticorax nycticorax); dan Titihan Jelaga (Tachybaptus ruficollis). Dari hasil perhitungan indeks keanekaragaman Shannon Wiener (H’), diketahui bahwa keanekaragaman avifauna di lokasi TLO termasuk kedalam kategori keanekaragaman tinggi dan tidak terdapat taksa-taksa tertentu yang mendominasi dan keadaan lingkungannya normal yang ditandai oleh penyebaran populasi yang cenderung merata (H’=3.25; D=0.05; J=0.92).

SOC-Berdasarkan hasil pengamatan avifauna (burung) di lokasi SOC diketahui terdapat 25 spesies dengan 3 spesies yang ditemukan dalam jumlah banyak adalah Perenjak cokelat (Prinia polychroa); Bondol peking (Lonchura punctulata); Gereja Eurasia (Passer montanus) dan Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster). Mayoritas spesies avifauna di SOC memiliki status perlindungan Least Concern (LC) berdasarkan IUCN Redlist dan terdapat Dara laut tiram (Gelochelidon nilotica) yang berstatus dilindungi berdasarkan Permen LHK Nomor 106 Tahun 2018. Diketahui terdapat 6 spesies yang berstatus burung migran, yaitu Trinil Pantai (Actitis hypoleucos); Kokokan laut (Butorides striata); Kuntul kecil (Egretta garzetta); Dara laut tiram (Gelochelidon nilotica); laying-layang api (Hirundo rustica); dan Cekakak suci (Todiramphus sanctus). Dari hasil perhitungan indeks keanekaragaman Shannon Wiener (H’), diketahui bahwa keanekaragaman avifauna di lokasi SOC termasuk kedalam kategori keanekaragaman tinggi dan tidak terdapat taksa-taksa tertentu yang mendominasi dan keadaan lingkungannya normal yang ditandai oleh penyebaran populasi yang cenderung merata (H’=3.01; D=0.06; J=0.93).

GRE-Berdasarkan hasil pengamatan avifauna (burung) di lokasi GRE diketahui terdapat 17 spesies dengan 4 spesies yang ditemukan dalam jumlah banyak adalah Geopelia striata (Perkutut Jawa); Apus nipalensis (Kapinis Rumah); Lonchura leucogastroides (Bondol Jawa); dan Pycnonotus aurigaster (Cucak Kutilang). Semua spesies avifauna di GRE memiliki status perlindungan Least Concern (LC); tidak terdapat spesies yang merupakan spesies dilindungi secara internasional dan nasional; serta terdapat Wiwik lurik (Cacomantis sonneratii) yang memiliki status burung migran. Dari hasil perhitungan indeks keanekaragaman Shannon Wiener (H’), diketahui bahwa keanekaragaman avifauna di lokasi GRE termasuk kedalam kategori keanekaragaman sedang dan tidak terdapat taksa-taksa tertentu yang mendominasi dan keadaan lingkungannya normal yang ditandai oleh penyebaran populasi yang cenderung merata (H’=2.52; D=0.10; J=0.89).

VIE-Berdasarkan hasil pengamatan avifauna (burung) di lokasi VIE diketahui terdapat 20 spesies dengan 2 spesies yang ditemukan dalam jumlah banyak adalah Apus nipalensis (Kapinis Rumah), dan Pycnonotus aurigaster (Cucak Kutilang). Semua spesies avifauna di VIE memiliki status perlindungan Least Concern (LC); tidak terdapat spesies yang merupakan spesies dilindungi secara internasional dan nasional; dan terdapat Kekep babi (Artamus leucorynchus), dan Bambangan merah (Ixobrychus cinnamomeus) yang memiliki status burung migran. Dari hasil perhitungan indeks keanekaragaman Shannon Wiener (H’), diketahui bahwa keanekaragaman avifauna di lokasi VIE termasuk kedalam kategori keanekaragaman sedang dan tidak terdapat taksa-taksa tertentu yang mendominasi dan keadaan lingkungannya normal yang ditandai oleh penyebaran populasi yang cenderung merata (H’=2.71; D=0.09; J=0.90).

GTI-Berdasarkan hasil pengamatan avifauna (burung) di lokasi GTI diketahui terdapat 25 spesies DAN 73 individu dengan 3 spesies yang ditemukan dalam jumlah banyak adalah Apus nipalensis (Kapinis Rumah), Geopelia striata (Perkutut Jawa), dan Lonchura punctulata (Bondol Peking). Semua spesies avifauna di GTI memiliki status perlindungan Least Concern (LC); terdapat spesies yang merupakan spesies dilindungi berdasarkan Permen LHK Nomor 106 Tahun 2018 yaitu adalah Kipasan belang (Rhipidura javanica); dan terdapat Wiwik lurik (Cacomantis sonneratii) yang memiliki status burung migran. Dari hasil perhitungan indeks keanekaragaman Shannon Wiener (H’), diketahui bahwa keanekaragaman avifauna di lokasi GTI termasuk kedalam kategori keanekaragaman sedang dan tidak terdapat taksa-taksa tertentu yang mendominasi dan keadaan lingkungannya normal yang ditandai oleh penyebaran populasi yang cenderung merata (H’=2.88; D=0.08; J=0.89).

BDA-Berdasarkan hasil pengamatan avifauna (burung) di lokasi BDA diketahui terdapat 22 spesies dengan 3 spesies yang ditemukan dalam jumlah banyak adalah Dicaeum trochileum (Cabai Jawa), Hirundo tahitica (Layang-layang batu), dan Geopelia striata (Perkutut Jawa). Spesies avifauna di BDA mayoritas memiliki status perlindungan Least Concern (LC) tetapi terdapat 1 spesies burung dengan status NT yaitu Prenjak lumut (Prinia familiaris) berdasarkan IUCN Redlist; diketahui pula terdapat 1 spesies yang dilindungi berdasarkan Permen LHK Nomor 106 Tahun 2018 yaitu Kipasan belang (Rhipidura javanica). Dari burung yang ditemukan terdapat 2 spesies yang memiliki status burung migran yaitu Wiwik lurik (Cacomantis sonneratii) dan Tekukur biasa (Spilopelia chinensis). Dari hasil perhitungan indeks keanekaragaman Shannon Wiener (H’), diketahui bahwa keanekaragaman avifauna di lokasi BDA termasuk kedalam kategori keanekaragaman sedang dan tidak terdapat taksa-taksa tertentu yang mendominasi dan keadaan lingkungannya normal yang ditandai oleh penyebaran populasi yang cenderung merata (H’=2.79; D=0.07; J=0.85).

LAN-Berdasarkan hasil pengamatan avifauna (burung) di lokasi LAN yang mencakup LAN14 dan LAN16 diketahui terdapat 22 spesies dengan 3 spesies yang ditemukan dalam jumlah banyak adalah Geopelia striata (Perkutut Jawa), Pycnonotus aurigaster (Cucak Kutilang), dan Apus nipalensis (Kapinis Rumah). Mayoritas spesies avifauna di LAN memiliki status perlindungan Least Concern (LC); tidak terdapat spesies burung yang dilindungi secara nasional; dan terdapat 2 spesies dengan status burung migran yaitu Wiwik lurik (Cacomantis sonneratii), dan Tekukur biasa (Spilopelia chinensis) yang memiliki status burung migran. Dari hasil perhitungan indeks keanekaragaman Shannon Wiener (H’), diketahui bahwa keanekaragaman avifauna di lokasi LAN termasuk kedalam kategori keanekaragaman sedang dan tidak terdapat taksa-taksa tertentu yang mendominasi dan keadaan lingkungannya normal yang ditandai oleh penyebaran populasi yang cenderung merata (H’=2.69; D=0.10; J=0.87).