GLO-Fauna yang diamati di lokasi Glory Hall (GLO) terbagi atas avifauna dan non avifauna. Berdasarkan hasil pengamatan avifauna (burung) diketahui terdapat 8 spesies dengan 2 spesies yang ditemukan dalam jumlah banyak adalah Kekep babi (Artamus leucorynchus), dan Cekakak Sungai (Todiramphus chloris). Semua spesies avifauna di GLO memiliki status perlindungan Least Concern (LC), tidak termasuk kedalam spesies dilindungi secara nasional, dan hanya Kekep babi (Artamus leucorynchus) yang memiliki status burung migran. Dari hasil perhitungan indeks keanekaragaman Shannon Wiener (H’), diketahui bahwa keanekaragaman avifauna di lokasi GLO termasuk kedalam kategori keanekaragaman sedang dan tidak terdapat taksa-taksa tertentu yang mendominasi dan keadaan lingkungannya normal yang ditandai oleh penyebaran populasi yang cenderung merata (H’=2.01; D=0.14; J=0.97).
TLO-Berdasarkan hasil pengamatan avifauna (burung) di lokasi TLO diketahui terdapat 19 spesies dengan 3 spesies yang ditemukan dalam jumlah banyak adalah Burung madu kelapa (Anthreptes malacensis), Bondol peking (Lonchura punctulata), dan Perenjak padi (Prinia inornata). Semua spesies avifauna di TLO memiliki status perlindungan Least Concern (LC), dan terdapat Kareo padi (Amaurornis phoenicurus), Kuntul kerbau (Bubulcus ibis), Wiwik kelabu (Cacomantis merulinus), Wiwik lurik (Cacomantis sonneratii), kuntul kecil (Egretta garzetta), Ganggang bayam timur (Himantopus Himantopus), dan Dara laut kecil (Sternula albifrons) yang memiliki status burung migran. Dari hasil perhitungan indeks keanekaragaman Shannon Wiener (H’), diketahui bahwa keanekaragaman avifauna di lokasi TLO termasuk kedalam kategori keanekaragaman sedang dan tidak terdapat taksa-taksa tertentu yang mendominasi dan keadaan lingkungannya normal yang ditandai oleh penyebaran populasi yang cenderung merata (H’=2.80; D=0.07; J=0.95).
SOC-Berdasarkan hasil pengamatan avifauna (burung) di lokasi SOC diketahui terdapat 20 spesies dengan 3 spesies yang ditemukan dalam jumlah banyak adalah Merbak cerucuk (Pycnonotus goiavier), Dara laut sayap putih (Chlidonias leucopterus), dan Dara laut tiram (Gelochelidon nilotica). Mayoritas spesies avifauna di SOC memiliki status perlindungan Least Concern (LC) tetapi terdapat salah satu spesies yang memiliki status Vulnerable (VU) yaitu Bubut jawa (Centropus nigrorufus); terdapat Dara laut sayap putih (Chlidonias leucopterus), Bubut jawa (Centropus nigrorufus) dan kipasan belang (Rhipidura javanica) yang merupakan spesies dilindungi secara internasional; serta terdapat Dara laut sayap putih (Chlidonias leucopterus), dara laut tiram (Gelochelidon nilotica), dan Dara laut tengkuk hitam (Dara laut tengkuk hitam) yang memiliki status burung migran. Dari hasil perhitungan indeks keanekaragaman Shannon Wiener (H’), diketahui bahwa keanekaragaman avifauna di lokasi SOC termasuk kedalam kategori keanekaragaman sedang dan tidak terdapat taksa-taksa tertentu yang mendominasi dan keadaan lingkungannya normal yang ditandai oleh penyebaran populasi yang cenderung merata (H’=2.83; D=0.07; J=0.94).
GRE-Berdasarkan hasil pengamatan avifauna (burung) di lokasi GRE diketahui terdapat 10 spesies dengan 3 spesies yang ditemukan dalam jumlah banyak adalah Bondol peking (Lonchura punctulata), Gereja Eurasi (Passer montanus), dan Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster). Semua spesies avifauna di GRE memiliki status perlindungan Least Concern (LC); tidak terdapat spesies yang merupakan spesies dilindungi secara internasional; dan terdapat Kapinis laut (Apus pacificus), Wiwik lurik (Cacomantis sonneratii), dan Srigunting kelabu (Dicrurus leucophaeus) yang memiliki status burung migran. Dari hasil perhitungan indeks keanekaragaman Shannon Wiener (H’), diketahui bahwa keanekaragaman avifauna di lokasi GRE termasuk kedalam kategori keanekaragaman sedang dan tidak terdapat taksa-taksa tertentu yang mendominasi dan keadaan lingkungannya normal yang ditandai oleh penyebaran populasi yang cenderung merata (H’=2.23; D=0.12; J=0.97).
VIE-Berdasarkan hasil pengamatan avifauna (burung) di lokasi VIE diketahui terdapat 13 spesies dengan 2 spesies yang ditemukan dalam jumlah banyak adalah Wallet linchi (Collocalia linchi), dan Kapinis rumah (Apus nipalensis). Semua spesies avifauna di VIE memiliki status perlindungan Least Concern (LC); tidak terdapat spesies yang merupakan spesies dilindungi secara internasional; dan terdapat Kekep babi (Artamus leucorynchus), Bentet kelabu (Lanius Schach), Prenjak cokelat (Prinia polychroa), dan Tekukur biasa (Spilopelia chinensis) yang memiliki status burung migran. Dari hasil perhitungan indeks keanekaragaman Shannon Wiener (H’), diketahui bahwa keanekaragaman avifauna di lokasi VIE termasuk kedalam kategori keanekaragaman sedang dan tidak terdapat taksa-taksa tertentu yang mendominasi dan keadaan lingkungannya normal yang ditandai oleh penyebaran populasi yang cenderung merata (H’=2.14; D=0.08; J=0.83).
GTI-Berdasarkan hasil pengamatan avifauna (burung) di lokasi GTI diketahui terdapat 18 spesies dengan 3 spesies yang ditemukan dalam jumlah banyak adalah Perkutut jawa (Geopelia striata), Kapasan kemiri (Lalage nigra), dan Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster). Semua spesies avifauna di GTI memiliki status perlindungan Least Concern (LC); terdapat spesies yang merupakan spesies dilindungi secara internasional yaitu kipasan belang (Rhipidura javanica); dan terdapat Kekep babi (Artamus leucorynchus), Wiwik kelabu (Cacomantis merulinus), Tekukur biasa (Spilopelia chinensis), dan Cekakak suci (Todiramphus sanctus) yang memiliki status burung migran. Dari hasil perhitungan indeks keanekaragaman Shannon Wiener (H’), diketahui bahwa keanekaragaman avifauna di lokasi GTI termasuk kedalam kategori keanekaragaman sedang dan tidak terdapat taksa-taksa tertentu yang mendominasi dan keadaan lingkungannya normal yang ditandai oleh penyebaran populasi yang cenderung merata (H’=2.68; D=0.08; J=0.93).
BDA-Berdasarkan hasil pengamatan avifauna (burung) di lokasi BDA diketahui terdapat 14 spesies dengan 4 spesies yang ditemukan dalam jumlah banyak adalah Walet linchi (Collocalia linchi), Perenjak padi (Prinia inornata), Layang-layang api (Hirundo rustica), dan Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster). Spesies avifauna di BDA mayoritas memiliki status perlindungan Least Concern (LC) dan terdapat Layang-layang api (Hirundo rustica), Bentet kelabu (Lanius schach), dan Perenjak padi (Prinia inornata) yang memiliki status burung migran (serta migran altitude). Dari hasil perhitungan indeks keanekaragaman Shannon Wiener (H’), diketahui bahwa keanekaragaman avifauna di lokasi BDA termasuk kedalam kategori keanekaragaman sedang dan tidak terdapat taksa-taksa tertentu yang mendominasi dan keadaan lingkungannya normal yang ditandai oleh penyebaran populasi yang cenderung merata (H’=2.57; D=0.08; J=0.97).
LAN-Berdasarkan hasil pengamatan avifauna (burung) di lokasi LAN yang mencakup LAN14 dan LAN16 diketahui terdapat 18 spesies dengan 2 spesies yang ditemukan dalam jumlah banyak adalah perkutut jawa (Geopelia striata), dan Gereja Eurasia (Passer montanus). Mayoritas spesies avifauna di LAN memiliki status perlindungan Least Concern (LC); terdapat 2 spesies dengan status perlindungan Vulnerable (VU) yaitu Kerak kerbau (Acridotheres javanicus) dan Bubut jawa (Centropus nigrorufus) terdapat 1 spesies yang merupakan spesies dilindungi secara internasional yaitu Bubut jawa (Centropus nigrorufus); dan terdapat Wiwik lurik (Cacomantis sonneratii), dan Tekukur biasa (Spilopelia chinensis) yang memiliki status burung migran. Dari hasil perhitungan indeks keanekaragaman Shannon Wiener (H’), diketahui bahwa keanekaragaman avifauna di lokasi LAN termasuk kedalam kategori keanekaragaman sedang dan tidak terdapat taksa-taksa tertentu yang mendominasi dan keadaan lingkungannya normal yang ditandai oleh penyebaran populasi yang cenderung merata (H’=2.56; D=0.10; J=0.89).